Kamis, 28 Februari 2013

Membaca Peta Terbesar Alam Semesta

Para astronom berhasil membuat peta kosmos terbesar. Tak hanya informasi soal tempat, ada juga susunan alam raya.


"Jika demikian, di manakah letak Sukoharjo?" Itu sungguh pertanyaanbercanda ketika BBC Online Network menurunkan artikel berjudul "PetaSemesta". Di sana diceritakan bahwa para ahli astronomi telah berhasilmenciptakan peta kosmos terbesar. Sebuah peta tiga dimensi yang berisisusunan alam semesta beradius 700 juta tahun cahaya. Atau samadengan enam juta juta mil. (Sayang tak disebutkan oleh BBC, berapaukuran peta ini?-red).

Tentu saja apa yang berhasil dipetakan tersebut sebuah medan yangamat luas. Ruang lingkup manusia sendiri hanyalah sebuah fraksi kecilsaja dari alam semesta ini-yakni kurang lebih sepersepuluh ribu bagian.

"Hingga sekarang, inilah ukuran peta terbesar yang pernah dibuat," kataProfesor Carlos Frenk dari Universitas Durham, Inggris, bangga. Ia adalahsalah seorang pembuat peta kosmis (cartoghrapers) tersebut. Pembuatanpeta itu, menurutnya, membutuhkan waktu tak kurang sepuluh tahun."Peta ini merupakan perwakilan dari seluruh kosmis," ujar Prof Frenk. Para

ilmuwan memang berpikir, mereka telah berhasil memetakan wilayah yang

merupakan representasi alam semesta.

Dengan menggunakan seluruh survei langit yang dikerjakan oleh SatelitAstronomi Infra Merah (Infra-Red Astronomical Satellite atau IRAS), sebuahtim ahli astronomi internasional memang telah memetakan posisi 15.500galaksi. Mereka meletakkan benda-benda langit itu dalam sebuah peta tiga

dimensi dan menciptakan peta terbesar sepanjang masa. "Kami merasadeg-degan waktu pertama kali mengeluarkan peta itu dari komputer," kataProf Frenk. "Kami tahu inilah peta terbesar dalam sejarah."

Gumpalan Hampa. Lebih jauh lagi, dengan peta ini, "Kita akan bisamenjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai alam semesta," janji Frenk.Contohnya adalah hal berikut ini. Gambaran utama peta dahsyat tersebutadalah berbagai supercluster (mega-gumpalan besar benda langit) galaksi
(yang menyusun alam semesta). Seperti dipahami, sistem bintang kitaterjadi dari gumpalan-gumpalan-mulai dari sedikit hingga ratusan-galaksi.Nah, gumpalan-gumpalan itu mengelompokkan diri menjadi sebuahgumpalan besar galastis yang bisa dilihat di dalam peta.

Para astronom sendiri amat tertarik pada kehampaan- kehampaan diantara dua gumpalan yang ada. "Mereka benar-benar hampa," kata Frenk.Menurutnya itu bukan galaksi yang benar-benar bebas, namun mereka jauh lebih jarang dibandingkan dalam supercluster. Aspek yang pentingdari peta ini adalah rasio ukuran supercluster dan kehampaan. Hal inidiyakini akan menjadi sesuatu yang fundamental dalam pembentukanalam semesta.

Soal lain yang bisa diketahui adalah zat-zat pembentuk struktur alamsemesta. Karena, peta ini juga memasukan informasi mengenai

pengkodean zat-zat yang membentuk alam semesta tersebut. "Struktur yang kita lihat terbentuk dari kekuatan yang penting dalam alam semesta,yaitu gravitasi," cetus Frenk.

Gravitasi itu pulalah yang menentukan ukuran supercluster. Dari managravitasi yang dimaksudkan itu? Konon ia datang dari "zat gelap" misterialam semesta. "Berdasar itu kami bisa menggunakannya untukmenentukan apakah zat gelap itu seperti halnya nasib alam semesta itusendiri?" harap Frenk. Dari distribusi zat tersebut, para ilmuwan berpikir

bahwa alam semesta akan berkembang selamanya.

Peta terakhir. Berbagai ragam informasi macam itulah yang membuatimpian Frenk cepat melesat. Ia mambayangkan, suatu hari nanti peta

semesta itu akan digantung di setiap ruang belajar anak-anak. Dan jika itu

terwujud, diharapkan juga akan ada panah petunjuk ke arah pusat dari petadengan tulisan, "Di sinilah kita berada." (Tentu saja tidak lantas kita bisa

bertanya, "Jadi, di manakah wilayah Sukoharjo? --Red.).

Menurut para astronom, ini adalah peta terakhir dari jenisnya yang telah(berhasil) dibuat. Dan dibutuhkan satu dekade lagi untuk membuat jenislainnya. Untuk itu, bahkan dibutuhkan sebuah survei langit infra-merah (IR)yang mampu menjangkau lebih jauh-ketimbang IRAS-ke sudut-sudutkosmis. Namun para astronom kini tengah mengkaji angkasa lebih

dalam lagi dengan petunjuk yang pasti. Sebuah proyek yang dikerjakanInggris dan Australia tengah menyusun posisi 250.000 galaksi dalamsebuah peta langit kecil.

Pembuatan peta tersebut, agaknya, merupakan kemajuan berarti dalamsejarah perpetaan sejak 200 silam. Waktu itulah untuk pertama kalinyamanusia menemukan planet lain di luar sistem solar kita. Dan, sejaksaatitu para nenek moyang lantas memetakan posisi bintang terdekat dan

menemukan galaksi di mana kita tinggal.

(Tulus Widjanarko & Yesi Maryam)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih tulisannya....

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...